Moslem World

Moslem World
The Symbol of Single Moslem Ummah

Tuesday, October 18, 2011

Amnesty Seru Kanada Untuk Menangkap Bush

Organisasi Amnesty International pada hari Rabu (12/10) menyeru pemerintah Kanada untuk menangkap mantan Presiden AS, George W. Bush, dan menyeretnya ke mejahijau atas perannya dalam penyiksaan, saat kunjungannya ke Kanada yang direncanakan pada tanggal 20 Oktober ini.
Organisasi itu mengatakan bahwa organisasi telah mengirimkan sebuah memorandum kepada pemerintah Kanada pada tanggal 21 September lalu, dan menempatkan masalah substansial yang mejelaskan pertanggungjawaban hukum bagi mantan presiden AS terkait rangkaian pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Organisasi menambahkan bahwa pelanggaran terjadi selama program pengangkapan rahasia oleh CIA pada periode 2002-2009, meliputi penyiksaan dan lainnya, seperti pemukulan dengan kejam, pelecehan dan penghilangan paksa bagi mereka yang oleh pemerintahan Bush dicurigai memiliki hubungan dengan terorisme.
Organisasi ini mengatakan bahwa memorandum juga berisi lebih banyak bukti penyiksaan dan kejahatan lainnya yang dilakukan-sesuai dengan klasifikasi hukum internasional-terhadap hak para tahanan dalam tahanan militer AS di Afghanistan, Teluk Guantanamo dan Irak.
Bertanggung Jawab atas Berbagai Kejahatan
Direktur pada program Amerika di Amnesty International Susan Lee berkata bahwa “Apa yang dituntut dari Kanada, dan sebagai kewajiban internasional adalah menangkap dan mengadili mantan Presiden Bush karena tanggung jawabnya atas kejahatan berdasarkan hukum internasional, termasuk penyiksaan. Sebab, pemerintahah AS sejauh ini gagal untuk membawanya ke pengadilan. Sehingga masyarakat internasional perlu campur tangan.”
Lee mengingatkan bahwa kegagalan Kanada dalam mengambil tindakan saat kunjungan Bush merupakan pelanggaran terhadap Konvensi PBB dalam melawan penyiksaan dan mengabaikan hak asasi manusia.
Lee menambahkan bahwa “Ini merupakan saat yang menentukan bagi Kanada untuk menunjukkan kesediaan dalam memenuhi kewajibannya terkait dengan hak asasi manusia.” Lee beralasan bahwa bagaimanapun juga Kanada “telah menjadi pemimpin dalam upaya untuk memperkuat sistem keadilan internasional.”
Lee menegaskan bahwa “Kanada harus membuktikan sekarang bahwa tidak ada satu manusia atau negara yang tidak tersentuh hukum internasional, ketika masalahnya terkait pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia.”
Di Kanada, Sekretaris Jenderal Cabang Organisasi di sana, Alex Neve berkata pada pers bahwa organisasinya akan mengikuti Bush di depan semua negara yang akan dikunjunginya. Ia menambahkan bahwa “penyiksaan harus menghadapi pengadilan … dan semua negara harus berbagi tanggung jawab untuk menjamin keadilan.”
Ia mengatakan bahwa “menyeret mereka yang bertanggung jawab atas penyiksaan untuk mendapatkan keadilan merupakan tujuan utama. Sebab tidak ada satu orang pun yang kebal hukum, sekalipun orang itu adalah presiden di negara yang paling kuat di dunia selama delapan tahun.” (aljazeera.net, 12/10/2011).

 


3000 Ulama Jakarta Dukung Penegakan Khilafah

Sekitar 3000an Ulama se-Jabodetabek dan sekitarnya berkumpul di Hall Volley Senayan menghadiri acara Liqa Syawal Hizbut Tahrir Indonesia bersama Ulama. Selain Ulama dan asatidz, hadir pula 500 muballighoh yang turut mendukung tema liqa syawal tahun ini, yaitu Bersama Ulama Tegakkan Khilafah, Ahad, 09 Oktober 2011.
 
Hikmah Syawal disampaikan oleh Ust Rokhmat S. Labib ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, di samping Kalimah minal Ulama yang disampaikan oleh Habib Ahmad Idrus As-Saggaf, ulama sepuh Tanjung Priok, Kyai Amin Sholeh dari PP Al-Khairat Bekasi dan KH. Shoffar Mawardi dari Ma’had Darul Muwahhid Srengseng Jakarta Barat.

Habib Ahmad Idrus As-Saggaf yang merupakan habaib di Tanjung Priok yang mendukung tegaknya Syariah Khilafah, menyeru kepada para ulama wabil khusus para habaib untuk turut memperjuangkan Syariah dan Khilafah. Sementara dengan tegas, KH. Shoffar Mawardi menyatakan bahwa saat ini bukan masanya lagi memperdebatkan hukum wajibnya Khilafah… Yang harus dilakukan, khususnya oleh para ulama, adalah ‘bagaimana agar Khilafah segera tegak!. Ini yang harus dibikin ‘bahtsul Masa’il’ oleh para ulama, pintanya kemudian.
Kyai Ahmad Zainuddin, pimpinan Pondok Pesantren Al-Husna Cikampek menyampaikn seruan Hizbut Tahrir Indonesia. “Khilafah adalah fardh[un] ‘alâ jamî’ al-Muslimîn (kewajiban bagi seluruh kaum Muslimin). Sebagaimana layaknya kewajiban, tidak ada pilihan bagi kita kecuali harus ikut berjuang dalam menegakkannya. Selama khlafah belum berdiri, seluruh umat wajib ikut ambil bagian dalam kewajiban ini.
Para ulama tentu harus mengambil peran dan bagian yang lebih besar dalam perjuangan ini. Sebab, ulama adalah hamba-hamba Allah Swt yang takut kepada-Nya (QS Fathir [35]: 28. Takutnya terhadap Azab Allah Swt akan membuat mereka bersemangat dalam kewajiban agung ini. Mereka juga tidak akan berani menyembunyikan wajibnya khilafah dan menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah. Sebagai pewaris ilmu para nabi, para ulama itu tentu tak henti mengajarkan dan mendakwahkan syariah yang diwariskan Nabi saw. Mereka juga akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk menegakkan khilafah, sistem pemerintahan yang diwariskan Rasulullah saw.
Para ulama bukanlah pewaris peradaban bangsa Yunani sehingga mereka turut latah mempropagandakan demokrasi. Mereka juga bukan pewaris Adam Smith, Jhon Locke, Montesque, Karl Marx, dan tokoh-tokoh kafir lainnya. Oleh karenanya, mereka mereka tidak akan mau ikut-ikutan menyebarkan Liberalisme, Kapitalisme, Pluralisme, HAM dan ide kufur lainnya. Mereka juga tidak akan membela dan mempertahankan mati-matian negara sekular yang menolak campur tangan syariah dalam pengaturan masyarakat dan Negara”. Demikian cuplikan Seruan Syawal Hizbut Tahrir Indonesia.
Pada acara yang sama, dibacakan pula Pernyataan Sikap (Penolakan) Ulama atas RUU Intelijen oleh Ustadz Ahmad Junaidi Ath-Tahyyibi. Setelah pembacaan dilanjutkan dengan penandatangan Pernyataan Ulama (Menolak) RUU Intelijen, yang diiringi oleh pekik Takbir dari ribuan peserta.
Liqa Syawal Hizbut Tahrir Indonesia Bersama Ulama tahun1432 H di Jakarta ini merupakan rangkain pertemuan Syawal Hizbut Tahrir Bersama Ulama di 19 kota di Indonesia. Semua liqa ini mengambil tema yang sama, yaitu ‘Bersama Ulama Tegakkan Khilafah”. Semoga Khilafah segera berdiri..![]